KEBUDAYAAN LOKAL MASYARAKAT PANGANDARAN
Pendahuluan
Jawa Barat merupakan salah satu daerah yang terkenal dengan objek
wisata alamnya. Tuhan menciptakan alam Jawa Barat begitu indah. Selain
terkenal dengan objek wisatanya Jawa Barat juga terkenal dengan
keragaman budayanya. Keragaman budaya Jawa Barat tidak terlepas dengan
sejarah nenek moyangnya. Sebelum islam masuk ke daerah Jawa Barat
masyarakat di Jawa Barat hampir semuanya memeluk agama Hindu dan Budha.
Mereka melakukan upacara-upacara persembahan kepada dewa-dewa pelindung,
agar masyarakatnya terhindar dari segala macam penyakit dan
marabencana. Biasanya sesajen atau persembahan itu terdiri dari makanan
dan minuman yang didapatkan dari hasih bercocok tanam. Kebanyakan
masyarakat Jawa Barat bermatapencaharian sebagai petani dan didaerah
selatan bermatapencaharian sebagai nelayan. Jawa Barat memiliki pantai
selatan yang begitu terkenal yaitu Pangandaran. Pantai ini merupakan
pantai terbaik yang dimiliki oleh Jawa Barat. Dipantai Pangandaran
kebudayaan lokalnya masih kental terasa. Setiap setahun sekali
masyarakat Pangandaran mengadakan pesta pantai atau sering disebut
sebagai Hajat Laut. Biasanya masyarakat mengadakan acara tersebut
pada awal bulan syura dihitung dari kalender jawa. Dalam acara Hajat
Laut masyarakat Pangandaran menyiapkan persembahan atau sesajen yang
disimpan pada tiga jampan (seperti rumah kecil yang bisa ditandu).
Setelah persembahan siap, jampan itu oleh masyarakat setempat dibawa
ketengah laut untuk ditenggelamkan. Ratusan perahu ikut serta dalam
iring-iringan tersebut. Setip perahu dihias dan diwarnai bermacam-macam
warna. Tujuan diadakannya hajat laut adalah sebagai ucapan terimakasih
kepada tuhan yang telah memberikan keberkahan selama setahun. Ada juga
yang berpendapat dan percaya hajat laut adalah sebagai acara untuk
meminta keselamatan dari Kanjeng Nyi Roro Kidul. Masyarakat pangandaran
percaya bahwa Nyi Roro Kidul adalah penunggu pantai selatan. Mereka
percaya bawha dapat atau tidaknya ikan di laut tergantung dari Nyai Roro
Kidul. Hajat laut merupakan salah satu kearipan local adat Sunda yang
turun temurun terus dilaksanakan setiap satu tahun sekali.
Kearifan Budaya Local Masyarakat Pangandaran
A. Pengenalan Pantai Pangandaran

B. Sejarah Pantai Pangandaran
Pantai Pangandaran pertama kali dibuka dan ditempati oleh para nelayan suku Sunda yang menjadi suku asli Jawa Barat. Para nelayan ini lebih memilih tinggal dan menetap di daerah Pangandaran dikarnakan pantai ini memiliki gelombang ombak yang cukup kecil jadi memudahkan untuk mencari ikan di laut. Kebanyakan para nelayan ini adalah pendatang dari luar daerah Galuh (sekarng Ciamis), biasanya para nelayan ini menyimpan perahu mereka disemenanjung (datarang yang menjorok ke laut) oleh karena itu banyak sekali pendatang yang mengunjungi Pangandaran ini dan menetap. Sampai akhirnya menjadi sebuah perkampungan. Kata Pangandaran berasal dari 2 kata yaitu pangan dan daran, pangan artinya makanan dan daran artinya pendatang jadi pangandaran adalah tempat pencaharian para pendatang.
C. Kearifan Budaya Lokal Masyarakat Pantai Pangandaran

D. Sejarah Ritual Hajat Laut

E. Ritual Hajat Laut

F. Tujuan Hajat Laut
Tujuan utama dari hajat laut ini hanya sekedar untuk bersyukur atas kenikmatan dan karunia yang diberikan oleh Tuhan selama satu tahun. Dengan diadakannya acara hajat laut ini meningkatkan tradisi dan kearifan budaya local, meningkatkan dan mempererat tali persaudaraan antara para nelayan khususnya di daerah Pangandaran. Selain dari itu acara hajat laut juga bertujuan untuk menarik para wisatawan local maupun asing untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hajat Laut merupakan salah satu kearifan budaya local masyarakat
Pangandaran. Masyarakat Pangandaran sangat menghormati dan menjaga serta
memelihara warisan nenek moyang mereka yang terdahulu. Ada yang
berpendapat bahwa hajat laut merupakan bid’ah bagi ajaran islam karena
mayoritas masyarakat pangandaran beragama islam. Meski begitu acara
hajat laut tersebut lebih membawa kebaikan dibandingkan keburukan maka
bid’ah pun diperbolehkan dalam islam. Untuk malasah sesajen atau pun
persembahan itu hanyalah sebuah symbol semata atas kenikmatan yang telah
didapat oleh masyaraka Pangandaran. Walaupun berbeda pendapat tetapi
masyarakat pangandaran masih bisa bersama dan hidup secara damai. Sikap
gotong royong dan tamah ramah pun jelas terlihat antara setiap
masyarakat Pangandaran.B. Saran
Hajat Laut merupakan salah satu kearifan budaya local masyarakat pangandaran. Untuk itu acara Hajat Laut ini harus bisa terus berlangsung karena acara ini merupakan warisan budaya yang semestinya harus dilestarikan. Oleh karena itu, diharapkan khususnya pada Pemda setempat untuk terus mendukung pelaksanaan acara tahunan ini. Acara ini merupakan sebagai tujuan wisata budaya yang sangat menarik untuk dikunjungi, baik bagi para wisatawan lokal maupun asing.
1 komentar:
assalamualaikum mba esti :) saya mahasiswa yang sedang meneliti upacara hajat laut pangandaran, apa saya boleh tanya-tanya tentang hajat laut pangandaran ke mba esti? terimakasih, wassalam :)
Posting Komentar